TUJUANDAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN A. Fungsi evaluasi pendidikan Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu: 1. Menguukur kemajuan 2. Penunjang penyusunan rencana 3. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali[1] Pendidikanmerupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan ; Makalahperkembangan Seni Rupa. Ruang Lingkup Pendidikan Islam. a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan - perubahan lingkungan. b. Membantu dalam kristalisasi penyesuaian masalah - masalah utama. c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran. d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat. Salahseorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan : 1. Kegiatan demi kelangsungan hidup 2. Usaha mencari nafkah 3. Pendidikan anak 4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara 5. Penggunaan waktu senggang Seorangpendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:[12] 1. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan agama. 2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan. MakalahFungsi Manajemen Pendidikan. 1. B. Fungsi managemen pendidikan Manjemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiuatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan. Tugaspendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. Sosial Budaya Hc9h. p>Latar belakang tulisan ini adalah untuk membahas tentang 1 fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia. 2 Penyelenggaraan Pendidikan Nasional 3 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat . Kajian ini penting sebagai dasar arah pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di indonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan. Pendidikan di Indonesi sangat berperan penting dalam membangu masyarakat. Melalui pendidikan,masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyrakat tentunya masyarakat akan sangat diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan ketenagakerjaannya. ttable corresponds to a significant level of 5% The results of this study indicate that bullying greatly affects children's mental health. So it can be concluded that bullying has a positive and significant effect on mental health. The contribution of bullying to mental health can be seen through its determination coefficient r2, which is Bullying contributes to mental development. A Contribution of to mental development is obtained from other factors.... Education must be carried out seriously and as well as possible. According to Sujana 2019 states that education is an effort so that students gain useful knowledge in order to become better human beings. Education also has the main aspect of creating a social environment that can benefit and develop for oneself, others and the State. ...Khusnul KhotimahAri Wibowo KurniawanDevelopment of learning by using tools or tools that are useful for improving learning and conveying information. The purpose of this research is to develop learning based on throwing material applications for middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. This research and development learning method uses a research and development method by following seven steps. By using a quantitative descriptive study and using percentages, the results of the study of data from learning experts get a percentage of 88,5%, throw learning experts 87,5%, media experts 98,5%, and involving 36 middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. The small group trial was distributed to 11 respondents and the large group distributed to 25 respondents obtained the results of 92,25% small group and 83,5% large group. Based on these data it can be concluded that this application based learning development product for throwing materials is very valid and suitable for use by PJOK SMP ini dilatarbelakangi karena keaktifan siswa masih kurang dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Tujuan dilakukan penelitian ini yakni untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari penerapan metode Brainstorming pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Syaja’ah dan kaitannya dengan permasalahan Degredasi moral di zaman sekarang di kelas XI SMA Negeri 4 Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan menggunakan informan kunci yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan informan pendukungnya adalah siswa kelas XI. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan data observasi dan wawancara untuk menguji keakuratan data. Berdasarkan hasil penelitian terdapat kendala dalam penerapan metode Brainstorming pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penggunaan metode Brainstorming yang belum bisa diterapkan secara maksimal, dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan langkah- langkah dari metode BrainstormingDessy MaulanaAlfurqan AlfurqanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku peserta didik yang rawan prokrastinasi akademik ditinjau dari segi functional procrastination dan disfunctional procrastination pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Ampek Nagari Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuntitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Ampek Nagari dengan jumlah 422 siswa dengan sampel 205 orang. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner atau angket berdasarkan skala likert. Metode analisis data menggunakan metode statistik dengan metode persentase yang dilakukan setelah semua tanggapan diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik peserta didik pada umumnya berada pada tingkat yang tinggi. Peserta didik, yang menunjukkan tingkat penundaan akademik yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik tinggi dalam hal tugas tertulis. Aspek tugas persiapan ujian tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada klasifikasi tingkat menengah. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik yang terkait dengan membaca dinilai sedang. Aspek tugas administrasi tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori tinggi dan aspek tugas kehadiran kelas, tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori BadoIrwandiYusri KarmilaThe purpose of this study was to analyze how the variables of education, poverty and population growth affect economic growth in South Sulawesi so that later it can be used as a basis for determining policies in increasing economic growth in South Sulawesi. While the analysis method used in this research is multiple linear regression analysis method. The results of data estimation using multiple regression analysis show that the education variable has a negative and insignificant effect on economic growth, the poverty variable has a significant effect on economic growth and population growth has a significant effect on economic growth in South Sulawesi. Education, poverty and population growth variables together have no effect on economic growth in South SokaniDian AminudinDwi RatnawatiA less interesting learning process resulted in students feeling bored with the material presented. Therefore this study aims to create interesting learning media so that students are interested in learning the material optimally. The research method used by the author uses the Multimedia Development Live Cycle MDLC system development method developed by Luther. The Multimedia Development Live Cycle MDLC is carried out based on six stages, namely concept, design, material collection, assembly, testing, and distribution. This research produces a product in the form of an Augmented Reality application to classify animals based on the type of food for elementary school children. The results of the Black Box test can be concluded that the application can run well. The results of the feasibility test calculation obtained a score of included in the very feasible category. The products used in this study were declared very suitable for use by elementary school children and used as learning media so that they could help students' understanding processes and foster students' interest and enthusiasm for MuhdiMendiskripsikan berbagai macam problematika penerapan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar Negeri 2 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas adalah tujuan penelitian ini. Pendekatan yang peneliti terapkan adalah pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif. Dalam melakukan penelitian menghasilkan berbagai macam problematika atau kendala-kendala dalam menerapkan kurikulum merdeka. Pada kurikulum yang baru ini para guru diminta untuk lebih inovatif dalam membuat rancangan bahan ajar pembelajaran, arah pembelajaran dan runtutan langkah pembelajaran. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka juga ada projek penguatan profil pelajar Pancasila atau yang biasa kita kenal dengan istilah P5. Pembelajaran dilakukan tidak hanya dikelas tetapi juga di alam terbuka guna meningkatkan kreatifitas peserta Dwi MubarikaHanna Nurul ImaniKahfisah AstrellaNovia Putri AriantiEducation is something that will never get bored if it is discussed and we examine it and become the subject of discussion. Starting from the curriculum, teaching staff, educational staff, scientific innovation, to educational supervision that supports learning programs in educational institutions and how to evaluate educational programs, especially in elementary schools. The principal as a supervisor has the burden of the role and responsibility of monitoring, fostering and improving the teaching and learning process in the classroom or at school. This responsibility is known as the responsibility of supervision. This article was compiled with the aim of exploring and analyzing the basic concepts and roles of supervision in evaluating educational programs. the focus is on elementary schools in the city of Malang. By differentiating how the evaluation of educational programs in each school, we are sure to get a significant difference. The research in this article uses qualitative research. Group members go directly to the field to conduct interview observations and collect data and report it. The research was carried out together with several educators at different educational institutions. In research group members found many advantages of educational supervision in supporting the learning process, so here the role of supervision is very important. Increasing the competence of educators with educational supervision is expected to be even principal; educational supervision; educators; evaluation of education programs; educational programAbstrak Pendidikan adalah sebuah hal yang tidak akan pernah bosan jika dibahas dan kita teliti dan menjadi pembicaraan. Mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, inovasi ilmu pengetahuan, sampai dengan supervisi pendidikan yang menunjang program pembelajaran di lembaga pendidikan serta bagaimana evaluasi dari program pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau, membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Artikel ini disusun bertujuan untuk mengulik dan menganalisis bagaimana konsep dasar serta peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan. fokusnya adalah sekolah dasar yang ada di Kota Malang. Dengan membedakan bagaimana evaluasi program pendidikan di masing-masing sekolah, kami yakin akan mendapatkan sebuah perbedaan yang substansial. Penelitian dalam artikel ini menggunakan penelitian kualitatif. Anggota kelompok memilih untuk turung langsung kedalam lapangan yang ada untuk melakukan kegiatan observasi, wawancara, mengumpulkan data, lalu melaporkannya. Penelitian dilaksanakan bersama dengan beberapa tenaga pendidik di lembaga pendidikan yang berbeda. Dalam penelitian anggota kelompok menemukan banyak keunggulan supervisi pendidikan dalam menunjang proses pembelajaran, jadi disini peran supervisi sangat penting. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dengan adanya supervisi pendidikan diharapkan dapat menjadi lebih baik kunci kepala sekolah; supervisi pendidikan; tenaga pedidik; evaluasi program pendidikan; program pendidikanThaariq MunirThe problem in this research starts with the evaluation process, or assessment of the implementation of the independent curriculum. Not many teachers understand the problem of evaluation or assessment by teachers of existing processes. So that the assessment carried out is still unclear. The research objective is a form of sociology learning assessment in the implementation of the independent curriculum. In addition, the theory used is constructivism, namely Lev Vygotsky's theory. This research was conducted with a qualitative approach. The selection of informants using purposive sampling technique with a total of 4 informants. The types of data used in this research are primary data and secondary data. Data collection methods used are observation, in-depth interviews and document studies. Meanwhile the data analysis unit used by the group with Milles Huberman's data analysis is data aggregation, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that formative and summative evaluations are used in the assessment of sociology learning at SMA Negeri 5 Padang. Formative evaluation is carried out at the beginning of learning or at the end of learning in the form of feedback. Summative assessment is carried out on material that has been completed which is also called final semester examination. Management of the results of the assessment consists of a managing the results of the assessment in one learning objective b managing the learning outcomes at the end of the semester with reporting of learning has not been able to resolve any references for this publication. Pengertian pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan aktivitas pembelajaran yang dilakukan agar peserta didik dapat secara aktif belajar dan mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik dari segi kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dsb. Sementara itu dengan arah serupa namun dalam kacamata yang berbeda, Kurniawan 2017, hlm. 26, berpendapat bahwa pengertian pendidikan adalah mengalihkan menurunkan berbagai nilai, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada generasi yang lebih muda sebagai usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani maupun rohani. Namun tidak hanya generasi muda saja yang sebetulnya belajar. Generasi yang lebih tua juga secara tidak langsung belajar mendidik dalam prosesnya. Selain itu pendidikan adalah hal yang dapat dilakukan sepanjang hayat dan tidak melihat usia. Seperti yang diutarakan Budiyanto dalam Kurniawan 2017, hlm. 27 bahwa pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang proses berlangsung secara terus-menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Dalam KBBI kamus besar bahasa Indonesia kata pendidikan bermuara dari kata “didik” dan diberikan imbuhan pe-an. Oleh karena itu, kata ini memiliki arti cara atau perbuatan untuk mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik KBBI, 2016. Pengertian pendidikan juga memiliki definisi secara yuridis dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sisdiknas yang menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa”. Selain pengertian dan definisi yang telah disebutkan di atas, para ahli lain juga memiliki beberapa pengertian yang beragam. Berikut adalah beberapa pemaparan para ahli mengenai arti pendidikan. Pengertian Pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia dalam memecahkan problem kehidupan di masa kini maupun di masa yang akan datang Djumali, dkk, 2014, Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah Ilahi, 2012, Pengertian pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya. Aspek-aspek paling dipertimbangkan antara lain yaitu penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku Hasbullah, 2009, pendidikan merupakan aktivitas yang bertautan, dan meliputi berbagai unsur yang berhubungan erat antara unsur satu dengan unsur yang lain Sutrisno, 2016, hlm. 29. Sejauh ini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya agar mampu berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sisi kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Unsur Pendidikan Pengertian pendidikan juga melibatkan banyak hal yang dapat membuatnya berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut adalah unsur-unsur yang ada dan terlibat di dalamnya sehingga pendidikan dapat menjadi suatu keutuhan yang mampu memiliki fungsi dan manfaat yang diinginkan. Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, materi pendidikan, alat dan metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan Elfachmi, 2015, hlm. 15. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah hal yang saling terkait satu sama lain. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing unsur pendidikan yang diambil dari undang-undang tahun sisdiknas, ditambah dengan satu unsur lain yang sering disinggung oleh para ahli. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan adalah fokus utama dari perubahan yang diinginkan setelah peserta didik mengikuti pendidikan. Berbagai instansi yang berbeda biasanya akan memiliki tujuan pendidikan yang beda pula. Beberapa pendidikan bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten dalam keahlian tertentu, instansi lain bertujuan secara spesifik untuk melatih aspek afektif pada peserta didik. Namun, secara umum dan secara yuridis, tertuang dalam undang-undang sisdiknas bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam suatu kurikulum terdapat panduan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dengan lebih baik. Peserta didik Merupakan orang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Mudahnya, peserta didik adalah orang yang ingin menempuh pembelajaran untuk mengembangkan potensinya lewat pendidikan. Pendidik Pendidik adalah pengajar yang akan mengajar dan melatih peserta didik dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam sisdiknas “Pendidik adalah tenaga pengajar yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. Interaksi edukatif Tanpa adanya proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang melibatkan materi pembelajaran, maka pembelajaran tidak terlaksana dan pendidikan tidak dapat terbangun. Dalam sisdiknas definisi interaksi edukatif adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Isi pendidikan/materi pendidikan Merupakan materi-materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan Merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan sering dihubungkan dengan tripusat pendidikannya, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Alat dan metode pendidikan Alat yang dimaksud di sini adalah berbagai alat dan media pembelajaran yang dapat menyokong hingga mengembangkan lingkungan pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efisien dalam pelaksanaannya. Alat dapat sesederhana spidol dan papan tulis, proyektor untuk menampilkan media pembelajaran slide show presentasi, hingga ke media pembelajaran berbasis TIK. Sementara itu, metode adalah kerangka kerja atau langkah-langkah yang disiapkan untuk menyajikan pendidikan agar lebih efektif dan efisien dalam tujuan tertentu. Misalnya, metode ceramah dapat digunakan untuk mengajarkan pembelajaran teori. Praktikum dapat diterapkan pada pendidikan keterampilan atau keahlian. Jalur Pendidikan Pendidikan tidak berarti selalu hanya dapat dilalui melalui sekolah, perguruan tinggi atau institusi formal lainnya. Padahal, justru orang tua yang menjadi wahana terdekat dan tercepat dari jalur pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yang akan dipilih dan dijalani oleh peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Menurut Triwiyanto 2014, jalur pendidikan terdiri dari Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagaimana pengertiannya, sederhananya pendidikan ini adalah pendidikan reguler yang paling sistematis, mendasar, dan universal, sehingga lebih diakui secara mendasar pula oleh berbagai instansi dan lembaga yang terkait. Baca juga Pendidikan Formal Pengertian, Tingkat, dan Jenis Program Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal meliputi meliputi berbagai pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, dsb. Pendidikan nonformal setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan secara umum. Baca juga Pendidikan Nonformal Pengertian, Contoh, Perbedaan, dsb Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan di luar institusi formal yang melibatkan keluarga, teman dan lingkungan peserta didik. Kegiatan pendidikan ini sebetulnya dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikannya diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik dan kelengkapan dan kedalaman filum yang diajarkan. Menurut Tirtarahardja dan Sulo 2012, hlm. 268 jenjang pendidikan meliputi Jenjang Pendidikan Dasar Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk hidup dan bermasyarakat dari segi pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, jenjang ini juga berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan ini mencakup Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, madrasah ibtidaiyah, dsb. Jenjang Pendidikan Menengah Pendidikan menengah adalah lanjutan dan pengembangan dari pendidikan dasar. Pendidikan ini memiliki tingkat keluasan dan kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi dari pendidikan dasar. Pendidikan ini berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan menengah meliputi sekolah menengah atas SMA, sekolah menengah kejuruan SMK, sekolah menengah luar biasa, sekolah menengah kedinasan, sekolah menengah keagamaan, dsb. Jenjang Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan tingkat kelanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan ini diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik yang unggul dalam kemampuan akademik. Pendidikan tinggi dapat memiliki berbagai tujuan spesifik yang berbeda satu sama lain. Beberapa pendidikan tinggi bertujuan untuk melatih pendidik menjadi tenaga kerja profesional yang berkualitas. Sementara pendidikan lain mencetak peserta didik agar menjadi akademisi yang akan meneliti, mengembangkan bahkan menciptakan ilmu pengetahuan. Jenis Pendidikan Jenis pendidikan adalah kelompok pendidikan yang didasarkan pada kekhususan tujuan dari pendidikan. Seperti yang tertera pada undang-undang pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 9 “jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan”. Sementara itu, menurut Tirtarahardja dan Sulo 2012, hlm. 264 jalur pendidikan adalah sebagai berikut. Pendidikan Umum Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis pendidikan lainnya. Yang termasuk pendidikan umum adalah SD, SMP, SMA, dan universitas. Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik, jasa boga, dan busana, perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran dan lain-lain. Lembaga pendidikannya seperti, STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA. Pendidikan Luar Biasa Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental. Yang termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB Sekolah Dasar Luar Biasa. Sementara itu, jenjang pendidikan menengah masing-masing memiliki program khusus yaitu program untuk anak tuna netra, tuna rungu, dan tuna daksa serta tunagrahita. Untuk pengadaan gurunya disediakan SGPLB Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa setara dengan Diploma III. Pendidikan Kedinasan Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi calon pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan terdiri dari pendidikan tingkat menengah dan pendidikan tingkat tinggi. Yang termasuk pendidikan tingkat menengah seperti SPK Sekolah Perawat Kesehatan, dan yang termasuk pendidikan tingkat tinggi seperti APDN Akademi Pemerintah Dalam Negeri. Pendidikan Keagamaan Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan juga dapat terdiri dari beberapa jenjang tingkat pendidikan dasar, menengah, tinggi. Contoh pendidikan keagamaan adalah madrasah ibtidaiyah pendidikan dasar, tsanawiyah pendidikan menengah, sementara pendidikan tinggi keagamaan mencakup PGAN Pendidikan Guru Agama Negeri, IAIN Institut Agama Islam Negeri , dan IHD Institut Hindu Dharma, serta pendidikan tinggi teologi lainnya. Tujuan pendidikan Elfachmi 201516 menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan, oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi 1 Memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan, 2 Sebagai sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tujuan Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Namun dalam praktiknya, khususnya sistem persekolahan, dalam rentang antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus, terdapat pula sejumlah tujuan antara yang berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan khusus. Mudahnya, tujuan pendidikan dapat spesifik mengacu pada tujuan tertentu berdasarkan kebutuhan pendidikan. Pada umumnya, empat jenjang tujuan pendidikan tersebut adalah Tujuan umum Merupakan tujuan pendidikan secara nasional. Pancasila merupakan landasan dari tujuan umum pendidikan nasional di Indonesia. Tujuan institusional Merupakan tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya Tujuan kurikuler Merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu bidang studi atau mata pelajaran Tujuan instruksional Merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penguasaan materi tertentu. Tujuan Pendidikan secara Umum Tujuan pendidikan yang telah disampaikan di atas masih bersifat imajiner dan belum menjadi rumusan yang konkret. Secara normatif, tujuan pendidikan di Indonesia telah diamanatkan dalam undang-undang tahun 2003 tentang sisdiknas, yaitu “Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melengkapi tujuan Pendidikan menurut ahlinya, Danim 2010, menjelaskan bahwa secara akademik, pendidikan memiliki beberapa tujuan, yakni Mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, berupa kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan menegakkannya. Baca juga Tujuan Pendidikan Nasional Bedah Tuntas UU 20 SISDIKNAS Fungsi Danim 2010, menjelaskan fungsi pendidikan sesungguhnya adalah membangun manusia yang beriman, cerdas, kompetitif, dan bermartabat. Selain itu pendidikan mempunyai fungsi spesifik untuk tujuan dan kebutuhan yang spesifik pula, yaitu Menyiapkan sebagai manusia yang berbudi. Menyiapkan tenaga kerja. Menyiapkan warga negara yang baik. Sementara itu, dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, di kemukakan bahwa fungsi pendidikan adalah “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Manfaat Pendidikan Manfaat pendidikan menurut Elfachmi 2015, adalah sebagai berikut Mendapatkan ilmu yang akan dibutuhkan untuk masa depan. Belajar di luar sekolah bisa menambah wawasan yang lebih luas. Melalui ilmu dan wawasan yang lebih luas, kita dapat meraih cita-cita yang kita impikan. Menjadikan manusia memiliki budi pekerti yang luhur Sesuai dengan pengertian dan tujuan pendidikan, pendidikan sangatlah bermanfaat bagi kehidupan semuanya agar menjadi manusia yang seutuhnya, karena sejatinya pengertian pendidikan adalah sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara. Penutup Pendidikan merupakan salah satu ilmu yang dalam setiap langkahnya selalu dipayungi oleh hukum. Mengapa? Karena pendidikan adalah kebutuhan pokok yang paling penting dari segi perkembangan manusia. Tanpa pendidikan yang berhasil akan sulit bagi masyarakat untuk bertahan hidup. Sehingga pemerintah harus memastikan semua rakyatnya bisa mendapatkan pendidikan dengan baik, tepat guna dan merata. Selain itu hingga kurikulum 13 saat ini, pendidikan di Indonesia masih memiliki kecenderungan top to bottom. Artinya, berbagai kebijakan dan regulasi masih turun dari pemerintah dan pihak berwenang lainnya untuk kemudian diaplikasikan oleh pendidik yang berada di bawahnya. Namun Menteri pendidikan tahun ini 2020 tampaknya akan mengubahnya. Melalui program merdeka belajar sepertinya pendidikan Indonesia akan lebih mengacu ke grass root atau akar rumput, yang berarti pendidikan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan di bawah dan akan difasilitasi dan regulasi oleh pemerintah dan pihak berwenang lainnya di atas. Referensi Danim, S. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung Alfabeta. Djumali, dkk. 2014. Landasan Pendidikan. Yogyakarta Gava Media. Elfachmi, A. K. 2016. Pengantar Pendidikan. Bandung Erlangga. Ilahi, M, Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill. Yogyakarta Diva Press. Kurniawan, Syamsul. 2017. Pendidikan Karakter Konsepsi dan Implementasi secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Yogyakarta Ar-Ruzz Media. Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Tirtarahardja, Umar & Sulo, La. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta. A. LATAR BELAKANG Masalah dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik itu dibawa. Menurut sejarah bangsa Yunani tujuan pendidikannya ialah ketentraman, mereka berpendapat bahwa berperang adalah suatu perkara yang sangat penting untuk kemuslihatan hidupnya atau dunianya. Oleh karena itu mereka sangat mementingkan pendidikan jasmani, agar badan menjadi sehat ,kuat dan tangkas. Diantara lain lagi ada yang berpendapat bahwa perasaan halus dan suka keindahan adalah suatu hal yang utama guna mencapai hidup bahagia, oleh karena itu mereka sangat pula mengutamakan pendidikan yang dapat menumbuhkan perasaan halus dan keindahan seperti seni musik,lukisan,syair dan sebagainya. Dari pernyataan tersebut orang Yunani menganggap pendidikan adalah yang menentramkan diri mereka dengan begitu pendidikan dijadikan sebagai keindahan dan kekuatan diri mereka. Berkaitan dengan tujuan pendidikan, Plato sangat menekankan pendidikan untuk mewujudkan negara idealnya. Ia mengatakan bahwa tugas pendidikan adalah membebaskan dan memperbaharui lepas dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Aristoteles mempunyai tujuan pendidikan yang mirip dengan Plato, tetapi ia mengaitkannya dengan tujuan negara. Ia mengatakan bahwa tujuan pendidikan haruslah sama dengan tujuan akhir dari pembentukan negara yang harus sama pula dengan sasaran utama pembuatan dan penyusunan hukum serta harus pula sama dengan tujuan utama konstitusi, yaitu kehidupan yang baik dan yang berbahagia eudaimonia. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan "Pendidikan Nasional bertujuan mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab Jika bermanfaat, Mohon di Share ya !. kalau sempat sumbang tulisannya ya ! BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan berlangsung terus menerus. Pendidikan juga memiliki tujuan sebagai titik tolak dalam perjalanannya. Materi ini akan meneragkan bagaimana batasan pendidikan menurut fungsinya, bagaimaan tujuan pendidikan, termasuk jenis-jenis evaluasi pendidikan BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda berdasarkan fungsinya. 1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal. Disini tampak bahwa,proses pewarisan budaya tidak semata-mata mengekalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas kenyiapkan peserta didik untuk hari esok. 2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang belum dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terkhir disebut pendidikan diri sendiri. 3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan warga Negara Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. 4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidkan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. 5. Definisi Pendidikan Menurut GBHN GBHN 1988 BP 7 Pusat, 1990105 memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut Pensisikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. B. MACAM-MACAM TUJUAN PENDIDIKAN Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Didalam praktek pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara , yaitu tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran. Tujuan instruksional , tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani HM. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta Rineka Cipta. Arby, Sutan Santi dan syahrun, Syahmar. 1991/1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta Depdikbud Arikunto, suharsimi. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Buchari Muchtar, 1980. Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan. Bandung Jemmars. Mudyahardjo Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada Nasution S. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta. PT Bumi Aksara Purwanto, Ngalim. 2006. Ilmu Mendidik Teoritis dan Praktis. Jakarta Remaja Rosda karya. Sadulloh Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung. Alfabeta Sahabudding. 1985. Pendidikan Non-Formal Suatu Pengantar Ke Dalam Pemahaman Konsep Dan Prinsip Pengembangan. Ujung Pandang. IKIP Ujung Pandang Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Beajar. Jakarta Raja Grafindo Persada. Syahrun, Syahmiar. 1991. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta Depdikbud.

makalah fungsi dan tujuan pendidikan